BandungKlik – Kota Yogyakarta tak lepas dari seni kreatif yang dikembangkan kelompok masyarakatnya. Seperti yang dilakukan Omah Kreatif Loedjie 16 untuk mengembangkan softskill warga Kampung Gunungketur dengan membuat kaos tie dye dan seni lukis kaos oblong putih.

Kiprah para pemuda di Kampung Gunungketur itu dimulai pada 2017. Hingga akhirnya karya seni kreatif mereka pun banyak menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta..

Mengutip dari laman pariwisata.jogjakota.go.id, menurut Ketua Pengurus Omah Kreatif Loedji 16, Anjas, di tahun 2017 itu trend kaos tie dye sebenarnya sudah tidak ada lagi, namun kemudian karya yang dihasilkan oleh pemuda kampung tersebut dicoba dimasukkan di toko batik.

“Dan permintaan akan kaos tie-dye dari Omah Kreatif Loedjie 16 meningkat pesat. Hal itu dikarenakan motif tie-dye handmade kami yang hasilnya berbeda-beda. Sehingga menjadi desain yang eksklusif dan tidak ditemukan di produksi tie-dye lain,” paparnya.

Ciri khas kaos produksi Omah Kreatif Loedji 16 memiliki warna terang, serta corak khusus dan berbeda, yakni corak gunungan. Di salah satu toko batik terkenal di Kota Yogyakarta, yakni Hamzah Batik, kaos oblong tie-dye khususnya menjadi produk eksklusif yang paling diminati dan dibeli. Sehingga membutuhkan suplai sebanyak lebih dari 50 kaos per bulan.

Silakan baca: 7 Merek Batik Lokal dengan Desain Kekinian

”Saat ini selama satu minggu tiga kali, pemuda kampung menggarap pesanan kaos di Omah Kreatif Loedjie 16. Karena pembuatan tie-dye ini membutuhkan waktu cukup lama. Sehingga selama satu hari penuh dikhususkan untuk mengikat kaos putih polos sesuai kreasi masing-masing pembuat dan mencelupkan dalam warna yang telah disiapkan,” tutur Santi, Humas Omah Kreatif Loedjie 16.

Pembuatan kaos ini pun cukup memakan waktu, proses pengeringan kaos yang telah diwarnai pun membutuhkan waktu semalam. Lalu esok harinya baru bisa dilanjutkan melepas ikatan dan menambah detail lain. Seperti logo Omah Kreatif Loedji 16 ataupun sentuhan motif lain pada kaos.

Kehadiran kaos tie-dye dari Omah Kreatif Loedjie 16 pun, akhirnya menjadi salah satu produk oleh-oleh khas Yogyakarta yang dibawa pulang wisatawan ke daerahnya masing-masing. Bahkan dikirim ke luar negeri melalui pesanan online.

Kini, kemasan dan inovasi produk kaos itu pun terus dikembangkan. Selain berupa kaos siap pakai, juga set kaos dan material pembuatan karya tie-dye seperti cairan pengunci warna dan cat warna kain dapat dibeli wisatawan. Tujuannya agar pembeli dapat membuat kreasinya sendiri di rumah.

Silakan baca: Kelom Geulis, “Blasteran” Sunda dan Belanda

Kegiatan yang awalnya swadaya para pengurusnya, sekarang telah terlihat hasilnya dengan peningkatan penjualan produk kaos karya pemuda Kampung Gunungketur. Penghasilan dari penjualan tak hanya untuk operasional produksi, tapi juga dinikmati dan kembali lagi kepada warga kampung yang membuat kaos.*