BandungKlik – Seni Barong atau lebih dikenal dengan Seni Barongan merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Namun dari semua wilayah di Jateng, Kabupaten Blora menjadi wilayah yang rutin menggelar seni tradisional tersebut.

Di kalangan masyarakat Blora, Seni Barongan menjadi salah satu kesenian rakyat yang amat populer. Terutama masyarakat di wilayah pedesaan.

Barongan bukan hanya sebagai seni pertunjukan biasa, namun di dalamnya tercermin sifat-sifat kerakyatan masyarakat Blora. Seperti sifat spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran.

Dalam pertunjukannya, Barongan menjadi perlengkapan utama. Dibuat dalam bentuk menyerupai Singo Barong atau Singa Besar sebagai penguasa hutan angker dan sangat buas.

Tokoh Singo Barong dalam cerita Barongan disebut juga Gembong Amijoyo. Artinya, harimau besar yang berkuasa.

Silakan baca: Bebegig, Topeng Seram dari Alam Ciamis

Kesenian Blora tersebut merupakan jenis tarian kelompok yang menirukan keperkasaan gerak seekor Singa Raksasa. Peranan Singo Barong secara totalitas di dalam pementasannya menjadi tokoh yang sangat dominan.

Di samping itu, ada pula beberapa tokoh yang tidak dapat dipisahkan. Diantaranya Bujangganong atau Pujonggo Anom Joko Lodro. Disebut juga sebagai Gendruwo Pasukan Berkuda atau Reog Noyontoko Untub.

Selain tokoh-tokoh di atas, pementasan kesenian Barongan juga dilengkapi beberapa perlengkapan yang berfungsi sebagai instrumen musik. Terdiri dari kendang,gedhuk, bonang, saron, demung dan kempul.

Kini seiring dengan perkembangan zaman, dilakukan modifikasi. Dengan adanya beberapa penambahan instrumen modern, berupa drum, terompet, kendang besar dan keyboard. Kadang dalam beberapa pementasan, dipadukan dengan kesenian Campur Sari.

Silakan baca: Inilah 11 Event Unggulan Jateng Tahun 2022

Jalan cerita dalam kesenian Barongan bersumber dari Hikayat Panji. Suatu cerita yang diawali dari iring-iringan prajurit berkuda mengawal Raden Panji Asmarabangun atau disebut juga dengan Pujonggo Anom, serta Singo Barong.*

 

 

 

Sumber & Foto: Dinporabudpar Kab. Blora