Peringatan HUT ke 76 RI di Alam Santosa, Prof. Nanang Tiyas Puspito kumandangkan bahaya korupsi bagi generasi muda
Bandungklik – Walaupun masih di tengah suasana pandemi Covid -19, semarak peringatan HUT ke 76 RI pada 17 Agustus 2021 di Kawasan Ekowisata dan Budaya Alam Santosa di Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung berlangsung khidmat dan penuh makna.
Gelaran ini dikoordinir oleh Ketua DPP Gerakan Hejo yang juga Sekjen BOMA (Baresan Olot Masyarakat Adat) Jawa Barat, Eka Santosa. Bolehlah ditebak, salah satu riuh keesemarakan itu, di antaranya karena tiba-tiba hadir maestro pelukis Umar Sumarta (73). Umar Sumarta hari itu didampingi kolektornya Djen Himawan yang setia menemaninya dalam 27 tahun terakhir ini.
Yang unik, pada akhir sesi peringatan 17 Agustus-an di Lapang Asia Afrika, Alam Santosa yang kini sudah dilengkapi fasilitas camping ground, Umar Sumarta sempat melukis secara spontan dengan judul ‘Semar Kuncung Pakuning Alam’ (60 X 80 cm, acrylic on canvas).
“Ini Semar penasihat para kesatria, keistimewaannya ia amat sakti dan bijaksana. Tangan kanannya menunjuk ke atas, itu pegangannya ke Tuhan Yang Maha Esa,” ujar Umar seakan mengulas sepintas tentang makna goresannya.
“Yang spesial hari ini inspektur upacaranya Dr. Abdy Yuhana, SH., MH anggota DPRD Jabar. Juga hadir tadi, ini sebuah kehormatan dari DPP Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI), Prof. Dr. Nanang Tyas Puspito. Kita tahu Pak Nanang Tyas yang juga guru besar dari Teknik Geofisika ITB, sempat memberi wejangan tentang pendidikan dan pencegahan korupsi, seusai kegiatan sakral ini,” kata Eka Santosa.
Silakan baca: Gedung De Driekleur, Saksi Bisu Berita Proklamasi
“Di tengah kemerdekaan ini, masihlah kita perlu mengingatkan betapa bahayanya praktik korupsi, utamanya bagi generasi muda,” tambahnya.
Pentingnya Entitas
Lebih jauh mengupas ucapan Eka Santosa yang terakhir, rupanya merujuk pada ujaran dari Nanang Tyas di gelaran acara ini, yakni pentingnya entitas di negeri Indonesia.
”Kehidupan bernegara yang bebas dari KKN apalagi korupsi adalah salah satu amanat penting dari reformasi 1998. Ke depan harus terus dijaga dan dikembangkan,” ujar Nanang.

Pantauan redaksi upacara yang terbilang khas karena secara spontan diikuti berbagai elemen masyarakat seperti dari unsur pendidikan di antaranya FAGI (Forum Aksi Guru Indonesia), pencinta lingkungan ZABRA yang berdiri sejak 14 Februari 1982 diinisiasi 9 mahasiswa AIK Bandung, perwakilan warga di sekitar Kecamatan Cimenyan, representasi warga peduli sampah yang meluncurkan mesin ramah lingkungan StungtaXPindad dari Hejotekno.
Dihadiri juga oleh anggota PA GMNI lainnya, seperti Syarif Bastaman, Andi Talman Nitidisastra, dan mantan Ketua KPU Jabar, Yayat Hidayat, plus Pam Riadi yang membawa beberapa kru pembuatan film “Kabayan Milenial”.
Silakan baca: Duplikat Bendera Merah Putih Ternyata Dibuat di Bandung
“Suasana seperti inilah yang kami inginkan. Masing-masing pihak, merasa bersatu di Alam Santosa tanpa ada sekat. Tadi ada para guru dan itu pelukis Umar Sumarta ternyata dulunya guru juga ya?. Yang penting, Indonesia itu satu!” kata Agus Warsito, Sekjen DPP Gerakan Hejo.