Pala, mulanya adalah buah kecil yang “biasa-biasa” saja. Namun, ratusan tahun lalu, bangsa Eropa rela melintasi samudera untuk memperolehnya lalu menjualnya setara harga emas.

 

BandungKlik – Sebuah fakta yang tidak dapat disangkal lagi adalah buah bernama ilmiah Myristica fragrans berasal dari Kepulauan Banda, Maluku, Indonesia. Lantas, bagaimana kisahnya hingga “buah emas” ini jadi rebutan dunia?

Kepulauan Banda boleh jadi tak akan dikenal namanya jika bukan karena pala. Selama berabad-abad, kepulauan inilah yang menjadi tempat buah ini tumbuh hingga menjadi komoditi. Hasil bumi andalan Banda tak hanya dipasarkan di wilayah Nusantara.

Seturut indonesia.go.id, pemasaran dan perdagangannya jauh sekali, bahkan harumnya sudah tercium hingga negeri seberang. Disebutkan, aroma rempah kelas atas ini sudah mencapai Byzantium menjelang abad ke-6. Sekira tahun 1000 M, seorang dokter dari Persia—Ibnu Sina—menulis tentang “jansi ban” atau “kacang dari Banda”.

Sebagai rempah dengan nilai tinggi, buah pala telah menjadi komoditi yang penting sejak masa Romawi. Para pedagang Arab, bahkan sudah demikian lama memperniagakannya dan mengirimnya ke Venesia. Untuk apa? Tentu saja, salah satunya untuk dihidangkan di meja-meja para bangsawan Eropa.

Berada di atas meja dan disajikan bagi para bangsawan sudah pasti harga pala demikian fantastis. Pada abad ke-14, di Jerman disebutkan bahwa harga 1 pon pala setara dengan “seven fat oxen” atau “tujuh sapi jantan dewasa yang gemuk.”

Perburuan dan asal usul

Keistimewaan pala tak berhenti di atas meja bangsawan. Perburuan akan asal usul buah emas tersebut, bahkan turut mendorong terbentuknya dunia perdagangan modern. Hal ini dilatarbelakangi oleh sebuah peristiwa yang terjadi pada 1453.

Kekaisaran Turki Usmani saat itu menyerang dan mengalahkan Konstantinopel (kini Istanbul) dan mengembargo perniagaan yang melintasi daerah baru kekuasaannya. Wilayah tersebut sesungguhnya telah menjadi penting selama ratusan tahun bagi para pedagang Arab untuk mengirim pala ke Venesia.

Embargo ini menghentikan suplai pala ke Benua Biru. Itulah mengapa para pedagang dan penjelajah Eropa mencari sendiri asal usul buah pala yang disebut-sebut berasal dari negeri dongeng, melalui rute ke timur. *

 

Silakan baca:

7 Rempah Termahal di Dunia dengan Harga Fantastis