BandungKlik – Jenderal Kopi Nusantara Buwas merayakan 3rd Anniversary yang berlangsung Sabtu, (16/12/2023) di Jalan RE Martadinata No.219 (Jalan Riau), Kota Bandung. Hadir langsung pada acara tersebut, sang pemilik kedai kopi, KomJen. Pol. (Purn.) Drs. Budi Waseso.

Dalam perayaan kali ini ada sesi acara yang menarik, di mana Jenderal Kopi Nusantara melelang 10 kilogram kopi yang diroasting langsung Budi Waseso. Keren, hasil lelangnya mencapai satu miliar rupiah. Dana tersebut pun akan didonasikan untuk rakyat Palestina yang sedang dilanda perang.

Di hadapan para awak media Budi Waseso menyampaikan, seperti diketahui semua orang peduli kepada saudara-saudara di Palestina. Oleh karena itu, Jenderal Kopi mengadakan lelang 10 kilogram kopi premium.

“Sebagian biji kopinya saya roasting, kemudian ajak rekan-rekan saya yang memiliki kepedulian dan semangat kemanusiaan untuk ikut lelang kopi. Ternyata dari penawaran awal 100 juta rupiah, akhirnya ditutup di angka satu miliar rupiah. Dan uang tersebut akan didonasikan untuk saudara-saudara kita di Palestina,” papar Buwas, sapaan akrab Budi Waseso.

Buwas juga menambahkan, “Saya terenyuh, terharu, dan bersyukur dengan kebaikan tamu-tamu Jenderal Kopi Nusantara Buwas yang peduli terhadap rakyat Palestina”.

Perjalanan Jenderal Kopi Nusantara Buwas

Budi Waseso juga menceritakan perjalanan panjang Jenderal Kopi Nusantara Buwas. Kedai kopi ini pertama kali berdiri di Kantor Bulog Jakarta. Lalu kedai yang kedua akhirnya hadir di Kota Bandung.

“Mengapa saya tertarik dengan dunia kopi, karena awalnya dulu saya Kepala BNN yang sedang menangani masalah ganja di Aceh. Ketika kami menemukan tanaman ganja berkualitas tinggi kelas dunia di Aceh, kita harus mencari solusinya. Maka saat saya di Kolombia, saya mendapat informasi cuaca dan tanah di Aceh sangat baik untuk tanaman ganja dan kopi,” papar Buwas.

“Lalu saya cek lagi ternyata di Aceh memang ada tanaman kopi, tetapi sedikit. Karena petani di Aceh terkontaminasi dengan jaringan narkotika ganja yang membeli ganja dengan harga tinggi dibandingkan kopi. Akhirnya saya membuat program, saya bina petani di Aceh untuk tidak menanam ganja tetapi diganti dengan menanam kopi. Konsekuensinya saya harus merespons hasil produksi kopi,” sambungnya.

Lebih lanjut Buwas mengungkapkan, setelah pensiun dirinya belajar kopi secara otodidak dan membuka Kedai Jenderal Kopi Nusantara Buwas.

“Walaupun pangkat saya Jenderal, tetapi maksudnya general, karena di Jenderal Kopi Nusantara Buwas ada kopi dari Sabang sampai Merauke. Termasuk kopi Gayo dari Aceh dan kopi Papua,” ujarnya.

Perkenalkan Kopi Berkualitas

Tujuan Jenderal Kopi berdiri, kata Buwas, adalah memperkenalkan kopi-kopi berkualitas yang ada di Indonesia.

“Jika kopi kita berkualitas tinggi, maka kopi kita dapat diekspor ke luar negeri karena memenuhi standard internasional,” ucapnya.

Ia juga menjelaskan, Jenderal Kopi Nusantara menghadirkan kopi yang bukan hanya sekadar kopi, tetapi menghadirkan original kopi dan premium kopi.

“Karena kita tahu penikmat original kopi dan premium kopi hanya 20 persen, sedangkan 80 persen adalah penikmat kopi kekinian. Saya tetap menjaga dan menghargai kualitas kopi untuk meningkatkan kualitas kopi Indonesia. Walaupun saat ini marak kopi kekinian yang dicampur segala macam bahan,” tutur Buwas.

Silakan baca: Delapan Manfaat Unik Kopi

Masih kata Buwas, pihaknya berbisnis kopi orientasinya tidak bisnis murni. Tapi tujuannya meningkatkan derajat petani dan memperkenalkan kopi-kopi Indonesia yang berkualitas. Karena saat ini Thailand dan Vietnam mengembangkan perkebunan kopi dengan sangat luar biasa.

“Jenderal Kopi Nusantara Buwas sebenarnya telah mendapatkan berbagai penghargaan dari beberapa negara Eropa. Tetapi tidak kami ekspose karena bagi saya yang penting kami mendapat pengakuan dari luar negeri bahwa kopi Indonesia bagus,” terang Buwas.

Kopi Keliling

Menurut Budi Waseso, saat ini pihaknya memiliki kopi keliling. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan sumbangsih kepada masyarakat.

“Karena masih banyak masyarakat yang mengira Jenderal Kopi Nusantara Buwas konotasinya kopi premium sehingga harganya mahal. Maka saya gratiskan kepada masyarakat setiap hari Jumat agar bisa menikmati kopi dari Jenderal Kopi Nusantara Buwas,” ungkapnya.

Terkait perkembangan Jenderal Kopi sendiri, Buwas memaparkan, pihaknya selalu melakukan evaluasi.

“Kita tidak selalu bisnis oriented, karena kita tujuannya bagaimana mengembangkan kopi di seluruh Nusantara. Jadi kita membantu bagaimana petani-petani kopi di Indonesia menghasilkan kopi yang berkualitas. Kita harus memenuhi standar dari hulu ke hilir, sehingga kopi yang dihasilkan para petani memiliki nilai jual yang tinggi,” jelasnya.

“Kami ingin menghasilkan kopi yang berkualitas sehingga kopi dari Indonesia terkenal ke seluruh dunia. Maka kami terus berupaya mengedukasi para petani kopi,” lanjut Budi Waseso.

Ia pun mengatakan, bisnis kopi ada pasang surutnya. Bahkan ketika Jenderal Kopi Nusantara Buwas buka di Kota Bandung, saat itu terjadi pandemi Covid-19.

“Namun kami terus berjuang untuk bertahan, bahkan kami tetap menggaji karyawan yang berjumlah 50 orang,” ujarnya.

Ucapan Terima Kasih

Sementara itu, di hadapan para tamu undangan Budi Waseso mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada para tamu, konsumen, dan karyawan yang selalu semangat. Sehingga Jenderal Kopi Nusantara Buwas masih hidup hingga hari ini.

“Perjalanan ini tidak mudah, awalnya saya setelah pensiun ingin membangun usaha cuci mobil yang di sampingnya ada kedai kopi. Namun akhirnya saya membangun bisnis Jenderal Kopi Nusantara Buwas,” tutur Buwas.

“Perjalanan karier saya, mulai dari memberantas narkoba saat di BNN, kemudian mengurus beras di Bulog, dan akhirnya saya mengurus Semen. Karena kita ketahui saat ini sedang ada pembangunan di IKN, jadi persamaan mengurus beras dan semen sama, yaitu sama-sama dicampur air. Jadi air adalah sumber kehidupan,” terangnya.

Silakan baca: 5 Varian Kopi Khas Sumatera Utara, Wajib Dicoba!

Di akhir sambutannya, Budi Waseso menuturkan, pihaknya sangat menghargai kesetiaan dan dukungan konsumen sebagai bagian dari Jenderal Kopi selama tiga tahun terakhir.

“Terima kasih telah bersama kami dalam tiga tahun ini,” pungkasnya.*