Di waktu satu jam pertama, akan disambut tebing-tebing batu nan kokoh menjulang puluhan meter. Treknya berbatu, naik-turun relatif landai. Selain itu, kawah Papandayan yang masih aktif mengeluarkan asap juga menjadi pemandangan yang tak kalah indah. Bau belerang akan sangat menyengat, sehingga disarankan untuk menggunakan masker.

Setelah itu, pemandangan eksotis tebing-tebing batu berganti menjadi bentangan bukit belantara hutan. Wisatawan akan melalui jalur Hoeberhoet. Dari sini hingga pos dua treknya naik turun, didominasi tanjakan.

Trek selanjutnya akan memasuki hutan hujan yang sangat lebat selama tiga jam. Jangan khawatir, pada titik ini trek relatif landai. Hutan tersebut merupakan kawasan hutan lindung Papandayan. Maka dari itu, sebelumnya wisatawan harus mengurus SIMAKSI, Surat Izin Masuk Kawasan Hutan Konservasi.

Petunjuk Perjalanan

Terdapat dua pilihan cara untuk melintasi hutan ini, menggunakan jasa pemandu lokal dengan kisaran upah seharga Rp200.000. Atau memilih jalan sendiri dengan teliti memperhatikan tanda petunjuk di hutan agar tidak tersasar.

Petunjuknya berupa ikatan tali rafia, atau sayatan pada batang pohon. Hutan hujan begitu lebat, jalur akan dipenuhi pepohonan yang menjulang tinggi, dahan-dahan yang saling menjuntai, dan lumut-lumut beraneka rupa merambati batang pepohonan.

Perjalanan juga akan ditemani suara burung, serangga, gesekan dahan dan daun, bagaikan alunan musik alami. Tak lupa, untuk menikmati surga oksigen yang melimpah ruah di dalam hutan.

Silakan baca: Tujuh Wisata Gunung Terfavorit di Jawa Barat

Sesi dua jam selanjutnya wisatawan mulai jenuh dan lelah. Perjalanan seperti tak berujung karena jalur hutan yang cukup panjang. Semakin dekat menuju Tegal Panjang, bersiaplah menghadapi trek menurun yang cukup terjal.