BandungKlik – Desa Wisata Lerep di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memiliki satu keunikan yang menjadi daya tarik wisata. Yaitu pasar kuliner jadul atau Pasar Djadjanan Ndeso Tempo Doeloe Lerep (Pasar Jadul Lerep) yang telah ada sejak tiga tahun lalu.
Pasar Jadul Lerep yang berlokasi di Kompleks Embung Sebligo Desa Lerep ini, menyajikan aneka kuliner lokal tradisional. Dikemas dengan konsep jadul yang unik dan berbeda dengan pasar lainnya.
Di tempat tersebut, para pengunjung seolah-olah dibawa masuk lorong waktu ke zaman dahulu. Berbeda dengan pasar pada umumnya, penjual di Pasar Jadul Lerep menggunakan kostum tradisional khas masyarakat Jawa.
Penjual banyak yang mengenakan atasan lurik berwarna cokelat atau hijau dan dilengkapi dengan bawahan batik. Ada pula yang memakai kebaya saat melayani pembeli. Keunikan lain yang menambah kekhasan Pasar Lerep adalah jadwal dibukanya pasar yang hanya pada Minggu Pon saja.
Ragam menu kuliner di sana pun terbilang unik dan istimewa, serta mungkin akan sulit ditemui di pasar biasa. Seperti pecel, bubur tumpang, krupuk gendar, nasi iriban, dawet nganten, bubur suwek, lodhek, serabi caonan, serta masih banyak makanan dan minuman yang memanjakan lidah.
Silakan baca: Seribu Kesan Mengunjungi Lawang Sewu Semarang
Keunggulan lainnya, semua makan dan minuman yang dijual di Pasar Lerep menggunakan bahan-bahan organik. Selain itu, uang yang dipakai untuk bertransaksi pun menggunakan semacam koin dari kayu.
Koin tersebut didapat dengan cara menukar uang asli di area pintu masuk Pasar Lerep. Setiap uang koin kayu nominalnya sama dengan nilai rupiah. Mulai dari pecahan Rp1.000, Rp5.000, hingga Rp10.000.
Kegiatan jual beli pun sama seperti pada umumnya. Bila ada kembalian, penjual akan memberikannya dengan koin kayu pula. Kemudian, jika ada koin kayu tersisa, pengunjung bisa menukarkannya kembali dengan Rupiah saat keluar dari pasar.
Tidak hanya mengedepankan konsep jadul saja, Desa Wisata Lerep juga mengembangkan konsep wisata berwawasan lingkungan. Salah satunya yang menjadi keunggulan, yakni meniadakan kemasan plastik.
Sebagai gantinya, warga Desa Lerep menggunakan daun jati, daun pisang, daun aren, batok kelapa, anyaman bambu, atau mangkok dari tanah liat sebagai wadah makanan dan minuman. Bahkan, sendok yang digunakan pun memakai sendok kayu.
Suasana jadul di pasar ini makin lengkap dengan adanya iringan musik gamelan. Perpaduan iringan musik gamelan, makanan tradisional nan lezat, sekaligus pemandangan embung berlatar Gunung Ungaran pastinya memberikan pengalaman liburan yang berbeda dari biasanya.
Silakan baca: 5 Destinasi Wisata Semarang Cocok Buat Relaksasi
Oh iya, Desa Lerep juga telah mendapatkan sertifikasi sebagai desa wisata berkelanjutan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Kini desa wisata ini menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan di Kabupaten Semarang.*