BandungKlik – Keberagaman suku bangsa di Indonesia melahirkan ragam atraksi budaya tradisional yang menarik dan seru untuk disaksikan. Seperti di Sulawesi Selatan (Sulsel) ada atraksi permainan tradisional Paraga yang dimainkan di sejumlah daerah, termasuk di Kepulauan Selayar.
Atraksi ini merupakan salah satu permainan tradisional rakyat Sulsel. Permainan tersebut menampilkan aktivitas memainkan bola raga secara berkelompok antara 6 sampai 10 orang.
Dalam permainan Paraga, kedua kelompok pemain akan melakukan formasi horizontal atau vertikal dengan membentuk piramida. Kemudian salah seorang pemain yang berada di posisi teratas akan memainkan bola.
Tak sekadar atraksi tradisional, permainan rakyat Sulsel ini juga mempunyai filosofi. Yaitu “arannu-rannu” atau bersenang-senang usai melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti berkebun atau melaut.
Sebelum melakukan atraksi Paraga, para pemain biasanya membaca semacam mantra yang telah diajarkan turun temurun. Semua pemain atau perwakilan akan melafalkan bacaan tersebut.
Silakan baca: Terpukau Keindahan Air Terjun Jammeng di Selayar
Di zaman dahulu, atraksi budaya ini dilakukan sebagai hiburan usai bekerja dan kemudian berkembang menjadi tarian untuk menyambut raja. Nah sekarang, atraksi seni ini biasanya menjadi pertunjukan pada pagelaran seni dan budaya yang diselenggarakan pemerintah daerah setempat.
Paraga dengan Bola Api
Seiring waktu, atraksi budaya ini berkembang dan melahirkan keunikan tersendiri. Seperti di Kepulauan Selayar, memainkan bola raga ini dengan membakarnya terlebih dahulu. Bola dengan api yang sedang menyala, permainan tersebut terasa lebih atraktif dan memukau.
Pertunjukan Paraga dengan bola api di Kepulauan Selayar ini, biasanya berlangsung di sore hari atau malam hari. Sehingga efek cahaya api yang keluar dari bola, tampak lebih dramatis. Tempat mainnya biasanya di pantai.
Silakan baca: A’tojeng, Ayunan Tradisional Raksasa di Kepulauan Selayar
Suasana permainan tersebut pun semakin meriah dengan iringan musik tradisional khas Sulawesi Selatan. Terdiri dari rebana, gong, dan puik-puik (sejenis trompet). Para pemain pun menggunakan pakaian adat Sulsel saat tampil.*
Sumber & Foto: Disparbud Kep. Selayar