BandungKlik – Masjid Syuhada di Yogyakarta ini, bukan hanya sebagai tempat beribadah umat muslim. Namun lebih dari itu, masjid ini sebagai monumen guna memperingati para pahlawan yang gugur syahid mempertahankan proklamasi kemerdekaan RI.
Masjid yang terletak di Jalan I Dewa Nyoman Oka No. 13 Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta tersebut, merupakan masjid pemberian Presiden Soekarno kepada para pejuang kemerdekaan yang bertempur di Yogyakarta. Makanya diberi nama Syuhada, yang berarti pahlawan.
Pembangunan Masjid Syuhada bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ibadah masyarakat muslim pada umumnya. Namun, secara khusus memberi penghargaan kepada masyarakat muslim di Yogyakarta yang banyak menyumbangkan tenaga dan pikirannya bagi masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
Dari segi arsitektur bangunannya, Masjid Syuhada juga mencerminkan nasionalis. Hingga dikenal dengan sebutan masjid nasionalis. Hal tersebut digambarkan dalam bagian-bagian penting bangunan.
Seperti tanggal Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, tercermin dalam 17 anak tangga di bagian depan, delapan segi tiang gapuranya, dan empat kupel bawah serta lima kupel atas.
Silakan baca: Hari Ini 1 Maret 1949: Serangan Umum Merebut Kedaulatan
Bangunan masjid ini terdiri dari tiga lantai, di bawah untuk ruangan kuliah. Ruangan dilengkapi 20 jendela yang diharapkan menjadi peringatan atas 20 sifat Allah SWT.
Di lantai dua untuk ruang shalat bagi kaum perempuan. Terdapat dua tiang yang seolah-olah menyangga bangunan yang menggambarkan dua buah iktikad manusia.
Kemudian di lantai tiga sebagai ruang shalat utama, termasuk shalat Jumat. Di mihrabnya terdapat lima lubang angin yang memberi gambaran sekaligus mengingatkan kepada masyarakat muslim tentang rukun Islam.
Setiap Ramadan, Masjid Syuhada selalu ramai dipenuhi jemaah dan ragam kegiatan keagamaan. Namun tahun 2021 kali ini, berbeda dengan Ramadan tahun-tahun sebelumnya.
Sebab, masih dalam situasi pandemi yang mengharuskan masyarakat, khususnya pengurus masjid untuk menerapkan kebijakan aturan yang berlaku dari pemerintah dalam penyelenggaraan ibadah di bulan Ramadan.
Silakan baca: Pantai Wediombo DIY, Pasir Luas dan Kolam Alami Unik
Di antaranya dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabuan atau handsanitizer, menjaga jarak dan menjauhi kerumunan, mengecek suhu badan, dan membatasi kuota tempat ibadah sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan.*