BandungKlik – Pemerintah Kabupaten Bogor akan terus meningkatkan potensi desa wisata di wilayahnya. Salah satu caranya dengan mengadakan lomba desa wisata. Hal itu disampaikan Bupati Bogor Ade Yasin di Setu Plaza Cibinong.

Menurut Ade, di Kabupaten Bogor ada 436 desa/ kelurahan. Selain potensi ekonomi, potensi pariwisata dapat dikelola di sebagian desa. Contohnya Desa Wisata Tugu Selatan di Cisarua. Menparekraf Sandiaga Uno mengunjungi desa tersebut belum lama ini.

Selanjutnya Ade mengatakan, di Kabupaten Bogor sudah ada 35 desa wisata. Pemerintah daerah akan terus meningkatkan potensinya melalui kerja sama.

“Kita baru punya 35 desa wisata dan akan terus meningkatkan potensi itu. Salah satunya dengan menyelenggarakan lomba desa wisata,” ujar Ade, dikutip dari bogorkab.go.id, Rabu (2/6/2021).

Namun demikian, peningkatan potensi itu tak bisa berjalan sendiri. Pemerintah daerah perlu kerja sama dengan berbagai pihak. Tak hanya dengan pihak desa tetapi juga dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

“Pengelolaan oleh BPD lebih baik daripada diserahkan kepada swasta,” kata Ade. Jadi, bisa oleh BPD atau lembaga desa lainnya karena berpengaruh pada pendapatan desa.

Silakan baca: Digitalisasi Penting Bagi Pelaku Ekraf di Desa Wisata

Ekonomi kreatif

Ade mengatakan pihaknya bisa melibatkan semua unsur masyarakat, seperti kader PKK. Begitupun dengan pemuda dan pemudi kreatif. Kebetulan, kata dia, pemerintah sedang menggalakkan ekonomi kreatif.

Yang utama, pemerintah akan membenahi infrastruktur untuk meningkatkan ekonomi di desa termasuk akses pariwisata. Hal ini diwujudkan melalui bantuan dana Samisade yakni Satu Miliar Satu Desa.

Ade menegaskan bahwa peningkatan potensi desa ini akan dilakukan tanpa merusak alam.

“Kalau desa wisata ini tidak merusak alam, hanya ditata dan dikelola saja,” ujarnya. Jadi, lomba desa wisata akan membuat desa terlihat lebih indah dan maju.

Pada kesempatan itu, Ade menyampaikan, wisata alam paling diminati saat pandemi. Orang kiranya mulai jenuh dengan aktivitas di dalam ruangan yang dibatasi. Lain halnya jika di alam terbuka meskipun tetap dibatasi 50% pengunjung dari kapasitas. *

Silakan baca: 

Menparekraf Dorong Pengembangan Desa Wisata Ngawi

Desa Wisata Perkuat Atraksi Melalui Storynomic Tourism