BandungKlik – Empat BUMN berkolaborasi dalam rangka mengoperasikan kembali kereta api (KA) lintas Sawahlunto – Muaro Kalaban, Sumatera Barat. Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian tentang Kerja Sama Sponsorship, Kamis (23/6/2022) di Jakarta.
Keempat BUMN tersebut adalah PT. Kereta Api Indonesia, PT. Bio Farma, PT. Pupuk Indonesia, dan PT. Semen Indonesia Tbk. (SIG).
Dikutip dari laman kai.id, pengoperasian kembali jalur dan kereta api wisata tersebut merupakan dorongan dari Kementerian BUMN. Hal ini dilakukan sebagai upaya BUMN untuk mendukung percepatan pemulihan perekonomian Sumatera Barat di sektor pariwisata.
Di samping itu, pengoperasian jalur juga merupakan program Pemerintah Kota Sawahlunto guna mendukung Situs Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto sebagai Warisan Dunia Baru UNESCO sejak 6 Juli 2019.
Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto mengatakan, BUMN memiliki dua peran, yaitu creating value dan agent of development. Kata dia, kolaborasi empat BUMN ini merupakan perwujudan dari peran agent of development.
Pada kesempatan yang sama Direktur Utama PT. KAI Didiek Hartantyo mengatakan, KAI berkomiten untuk memastikan pendanaan sponsorship. Pendanaan ini akan dilakukan dengan akuntabel dan Good Corporate Governance serta diselesaikan tepat waktu.
“Pekerjaan pengoperasian kembali jalur ini akan memakan waktu enam bulan. Jika kita mulai awal Juli, harapan kami berarti Desember 2022 kita bisa wujudkan,” kata Didiek.
Jalur Sawahlunto – Muaro Kalaban ditargetkan dapat dioperasikan kembali pada Januari 2023.
Melalui dukungan dalam kolaborasi ini, KAI akan melakukan perbaikan prasarana berupa perbaikan rel, jembatan, terowongan, dan prasarana lainnya. Saat ini, KAI sedang melakukan perbaikan lokomotif uap bergerigi seri E1060 atau Mak Itam buatan Jerman tahun 1965.
Sejak 1894
Jalur Sawahlunto – Muaro Kalaban dibangun oleh Perusahaan Kereta Api Negara Sumatra Staats Spoorwegen (SSS) dan mulai beroperasi pada 1894. Waktu itu, alasan utama pembangunan jalur kereta api di Sumatera Barat adalah sebagai sarana pengangkutan batu bara Ombilin, Sawahlunto.
Akan tetapi, pada akhir 2000 produksi batu bara di Sawahlunto semakin menipis sehingga otomatis aktivitas kereta api di jalur ini pun berhenti.
Setelah pengangkutan batu bara dihentikan, jalur tersebut sempat digunakan untuk perjalanan Kereta Wisata Mak Itam pada 2009 hingga 2014. Sejak itu, Mak Itam dipajang di Museum Kereta Api Sawahlunto, Sumatera Barat. *
Silakan baca:
Hore! Jalur Kereta Api Garut – Cibatu Beroperasi Kembali
Mengenal Sejarah Kereta Api di Museum Sawahlunto