BandungKlik – Jawa Barat (Jabar) mulai mengekspor buah-buahan, produk fesyen muslim, hingga jengkol ke Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Barang ekspor perdana ini pun dilepas secara resmi oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di lapangan Gedung Sate, Kota Bandung, Senin (13/12/2021).
Pelepasan ekspor Jabar tersebut merupakan tindak lanjut dari event Dubai Expo. Hasil pertemuan Gubernur Jabar dengan pengusaha Dubai.
Pemda Provinsi Jawa Barat mendapatkan permintaan dari Epicstar Groip selaku buyer dari Dubai dengan rincian buah manggis 600 kilogram, rambutan 300 kilogram, salak 200 kilogram, dan jengkol 50 kilogram. Selain produk buah-buahan, ekspor juga produk fesyen muslim seperti sarung, baju muslim, peci, hingga mukena.
Permintaan itu pun diserahkan dan dipenuhi oleh Koperasi Pesantren Al-Ittifaq. Sedangkan untuk produk fesyen lainya yang diekspor dipenuhi oleh Koperasi Pesantren Daarut Tauhid, Bandung.
Silakan baca: Buah dan Sayur “yang Tertukar”, Bukan Sinetron!
Dari barang-barang yang diekspor tersebut, Ridwan Kamil menaruh perhatian pada salah satu komoditas jengkol yang diekspor, yakni jengkol. Ia mengatakan, Jawa Barat bisa menjengkolkan masyarakat global termasuk Dubai.
Data BPS
Terlebih jengkol menjadi salah satu komoditas unggulan Jawa Barat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019, produksi jengkol di Jawa Barat mencapai 16.110 ton.
Selain jengkol, buah manggis juga merupakan salah satu komoditas andalan ekspor dari sektor pertanian. Apalagi Jabar merupakan salah satu daerah penghasil utama buah manggis di Indonesia.
Berdasarkan data BPS tahun 2020, produksi buah manggis Jawa Barat menjadi yang terbesar di Indonesia dengan angka 90.269 ton. Daerah unggulan produksi manggis, antara lain Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, dan Sukabumi.
“Saya ekspor jengkol ini juga penting untuk mengjengkolkan masyarakat dan memasyarakatkan jengkol ke seluruh dunia. Kita ekspor ke Dubai hasil lobi-lobi yang kami lakukan saat Dubai Ekspo,” ujar Ridwan Kamil saat melepas perdana ekspor, dikutip dari laman jabarprov.go.id.
Silakan baca: Platform borongdong.id Marketplace Pelaku Ekraf Jabar
Ia menambahkan, ekspor ini juga menjadi langkah awal agar pesantren di Jabar bisa mewujudkan kemandirian ekonomi. Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa produk-produk pesantren bisa dijual ke pasar dunia.
“Di mana ada kemauan di situ ada jalan. Sehingga suatu hari, mimpi pesantren-pesantren di Jawa Barat itu mandiri penuh dengan kemandirian ekonomi akan terwujud. Dunia itu sangat luas tidak hanya dijangkau oleh level kabupaten atau provinsi atau nasional pasar itu seluas dunia ini,” sambungnya.
Produk Jabar
Lebih lanjut, Ridwan Kamil pun meminta agar kegiatan ekspor ini tidak berhenti sampai di sini. Perlu ada perluasan pasar ke negara-negara lainya agar semakin banyak produk-produk termasuk pesantren di Jawa Barat yang bisa mendunia.
“Ini tangga pertama, kita harus jemput seratus tangga berikutnya perluas lagi produk-produknya,” ujarnya.
Demi memperluas pasar ekspor, perlu peran aktif untuk memetakan kebutuhan masing-masing negara. Dari situ, Pemdaprov Jabar bisa menghubungkan antara kebutuhan dengan produksi yang ada.
“Seringkali kita amati dari pengalaman saya, produk itu tidak memasuki pasar karena ketidakmampuan kita memiliki yang namanya market intelegence. Ketidakmampuan kita mengetahui negara-negara itu butuh apa,” papar Ridwan Kamil.
Silakan baca: Manfaat Manggis yang Menakjubkan bagi Kesehatan
“Langkah pertama adalah keliling dunia, ke dubes-dubes memetakan kebutuhan-kebutuhan apa. Dihubungkan nanti dengan produksi yang ada. Jadi nanti bisa saja ada pesantren yang mengubah kebiasaan bisnisnya menjadi kebiasaan bisnis baru sesuai yang dibutuhkan,” pungkasnya.*