BandungKlik – UNESCO menetapkan empat geopark atau taman bumi baru dari Indonesia dan memasukkannya dalam daftar UNESCO Global Geopark. Penetapan dilakukan saat Sidang Dewan Eksekutif ke-216 UNESCO di kantor pusat UNESCO di Paris, Mei lalu.
Adapun empat geopark yang baru ditetapkan tersebut adalah Geopark Ijen (Jawa Timur), Geopark Maros Pangkep (Sulawesi Selatan), Geopark Merangin (Jambi), dan Geopark Raja Ampat (Papua Barat Daya).
Dengan penetapan tersebut, maka kini ada 10 geopark di Indonesia yang masuk dalam daftar UNESCO Global Geopark. Sebelumnya, sudah enam geopark di Indonesia yang masuk dalam jaringan UNESCO Global Geopark, yaitu: Geopark Batur (2012), Geopark Gunung Sewu (2015), Geopark Gunung Rinjani (2018), Geopark Ciletuh Palabuhanratu (2018), Geopark Belitung (2020), dan Kaldera Danau Toba (2020).
Geopark Ijen
Di Jawa Timur, Geopark Ijen memiliki daya tarik keunikan geologi, biologi, budaya serta fenomena alam yang langka. Di kawasan Gunung Ijen, fenomena tersebut dikenal sebagai blue fire yang telah mendunia.
Taman bumi yang berada di dua wilayah, yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso ini memiliki danau paling asam di dunia. Selain itu, di kawasan ini terdapat 14 jenis flora, 27 jenis fauna, dan 6 jenis mamalia.
Geopark Maros Pangkep
Taman bumi Maros Mangkep memiliki lanskap kelas dunia dengan tipe tower karst menjulang dan tersusun dari bebatuan gamping yang khas. Keunikan tersebut, bahkan dikenal sebagai kawasan karst terbesar ke-2 di dunia setelah Cina Selatan.
Di Maros Pangkep terdapat flora dan fauna serta nilai-nilai ilmiah dan sosial budaya yang tinggi. Di kawasan tersebut juga terdapat ratusan gua yang pernah menjadi tempat tinggal manusia prasejarah. Bahkan, gua-gua tersebut menjadi rumah bagi jutaan spesies kupu-kupu.
Geopark Merangin
Salah satu keunikan Geopark Merangin adalah terdapat fosil flora Jambi. Hal ini dibuktikan dari adanya fosil tanaman yang ditemukan pada sebagian formasi batuan yang diperkirakan sudah ada sejak 296 juta tahun lalu.
Adapun jenis fosil flora yang di kawasan tersebut antara lain lumut, tumbuhan runjung primitif, dan pakis yang bereproduksi melalui penyebaran biji. Selain itu, situs purbakala tersebut juga dinobatkan sebagai salah satu spot rafting terbaik.
Geopark Raja Ampat
Keunikan Geopark Raja Ampat antara lain memiliki gugusan kepulauan karst yang diperkirakan sudah berusia sekitar 439 juta tahun. Gugusan karts ini terletak di Pulau Misool.
Aneka ragam ekosistem laut menjadi alasan utama mengapa Raja Ampat layak ditetapkan sebagai bagian dari UNESCO Global Geopark. Soalnya, hingga saat ini, taman bumi ini menjadi habitat bagi beragam jenis satwa dan tumbuhan endemik yang langka. Bahkan, tak ditemukan di belahan bumi mana pun. *
Silakan baca:
5 Geopark di Sumatera Barat yang Menakjubkan