BandungKlik – Kalau lagi liburan di Kabupaten Bima, jangan lupa mampir ke Museum Asi Mbojo. Dulunya, bangunan ini merupakan Istana Kesultanan Bima yang sudah berusia ratusan tahun.

Walaupun sudah berusia tua, saat ini wisatawan masih bisa melihat bangunannya berdiri megah. Terlihat masih tampak indah dan anggun di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bangunan Museum Asi Mbojo ini, dulunya bukan hanya sebagai pusat pemerintahan. Namun sekaligus menjadi lambang identitas sebuah bangsa. Menurut sumber sejarah, dari istana inilah, bendera merah putih pertama kali berkibar di Bima.

Istana atau Asi dalam Bahasa Bima tersebut mulai dikenal masyarakat Bima sekitar abad ke 11 Masehi. Arsitektur gedungnya bergaya Eropa yang terlihat eksotik. Dibangun mulai tahun 1927, dengan arsitek kelahiran Kota Ambon bernama Rahatta, yang mendapat undangan dari pemerintah Kolonial Belanda kala itu.

Dalam menyelesaikan pembangunan istana ini, Rehatta mendapat bantuan dari Bumi Jero Istana hingga dapat menyelesaikannya pada tahun 1929. Pembangunan Istana ini dapat selesai dalam waktu tiga tahun dan langsung diresmikan.

Museum Asi Mbojo terdiri dari dua lantai yang merupakan perpaduan arsitektur asli Bima dan Belanda. Pembangunannya dikerjakan secara gotong royong oleh masyarakat dengan tambahan pembiayaan dari anggaran belanja kesultanan.

Hasilnya, istana ini menjadi bangunan yang paling indah dan megah pada masa kesultanan saat itu. Luas halamannya mencapai 500 meter persegi. Waktu itu seputar istana tumbuh pohon-pohon rindang dan taman bunga yang indah.

Silakan baca: Menjejakkan Kaki di Destinasi Pantai Kalaki

Terdapat dua pintu gerbang yang mengapit istana ini, yakni Pintu Timur dan Barat. Kedua pintu tersebut selalu ada penjaga dari anggota pasukan pengawal Kesultanan Bima.