BandungKlik – Setelah diputar di Festival Film Internasional Berlin, film “Before, Now & Then (Nana)” tayang spesial di ‘kampung halaman’, Jawa Barat. Film yang menggunakan dialektika bahasa Sunda tersebut diputar spesial di XXI Ciwalk Bandung, Selasa (18/10/2022).
Pemutaran film karya Kamila Andini ini turut disaksikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Penayangan film yang dibintangi Happy Salma dan Laura Basuki terasa begitu akrab di hadapan masyarakat Jawa Barat yang menjadi latar cerita dalam film.
Before, Now & Then (Nana) adalah film berbahasa Sunda yang diangkat berdasarkan kisah hidup Raden Nana Sunani. Cerita diadaptasi dari penggalan novel berjudul “Jais Darga Namaku” karya Ahda Imran.
Ini adalah tahun 1960-an. Cerita tentang seorang perempuan bernama Nana yang kehilangan keluaganya dan perjalanannya untuk membangun kehidupan baru sebagai istri seorang pria tua kaya di Indonesia.
Ridwan Kamil menyampaikan apresiasinya terhadap film ini. “Hari ini kita menyaksikan dan merayakan sebuah peristiwa bersejarah. Disebut bersejarah karena film di era hari ini berbahasa daerah, khususnya berbahasa Sunda yang hasilnya luar biasa,” kata Ridwan.
Dikutip dari laman jabarprov.go.id, menurut Kang Emil—sapaan akrabnya—film tersebut menjadi suatu gebrakan nyata dalam melestarikan kembali kebudayaan daerah.
“Di tengah gempuran makin melemahnya penggunaan bahasa ibu, kita punya medium berupa film yang membangkitkan lagi semangat kebudayaan. Bahwa kita memang kaya dengan nilai-nilai identitas,” tuturnya.
Kang Emil juga mengaku terharu ketika menonton film berlatar tahun 1960-an pasca kemerdekaan tersebut. Alunan musik hingga gestur dari para pemerannya membuat emosi penonton larut ke dalam suasana film.
“Secara sinematografi sebagai ‘moviegowers’, saya juga sangat terharu. Sinematografinya, musiknya keren banget, saya apresiasi. Tanpa bicara pun saya perhatikan emosinya mengalir karena faktor kualitas dari musikalnya juga luar biasa,” tutur Kang Emil.
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mendukung penuh pembuatan produksi flm tersebut sedari awal. Hal ini sebagai bentuk komitmen nyata pemerintah dalam memajukan industri film Indonesia di kancah internasional.
Eksplorasi budaya lokal
Sementara itu, Kamila Andini mengatakan, penggunaan bahasa daerah dalam filmnya itu sebagai bentuk eksplorasi budaya lokal di Indonesia.
“Saya selalu berusaha untuk memakai bahasa lokal, juga mengeksplorasi budaya lokal Indonesia. Di film ini kesempatan yang spesial dan sangat membahagiakan karena bicara tentang tanah dan akar budaya sendiri. Keluarga saya semua dari Jawa Barat,” tutur Kamila.
Dia juga mengungkapkan, penuturan kata yang terucap dalam Before, Now & Then (Nana) merupakan memorinya sejak kecil.
“Ini yang saya dengar sejak kecil. Bahasa ibu saya jadi lantunan Cianjuran. Bahasa yang ada di situ sesuatu yang sangat dekat dan personal,” ujarnya.
“Jadi, kesempatan yang sangat luar biasa bagi saya sebagai kreator menampilkan kembali memori-memori dari diri saya yang kiranya bisa menjadi relasi untuk semua berlatar belakang Sunda,” tutur Kamila.
Dia berharap, ke depan bisa mengolah kembali budaya yang sangat kaya ini dan bisa diteruskan. *
Silakan baca:
Film Berbahasa Sunda Before, Now & Then Masuk Berlinale
Laura Basuki Raih Silver Bear di Festival Film Berlin 2022